- Back to Home »
- Tugas 1 : Rumus untuk menentukan sampling menurut para ahli
Sampel merupakan bagian populasi penelitian yang digunakan untuk memperkirakan hasil dari suatu penelitian. Sedangkan teknik sampling adalah bagian dari metodologi statistika yang berkaitan dengan cara-cara pengambilan sampel.
Pengertian sampling atau metode pengambilan sampel menurut
penafsiran beberapa ahli . Beberapa diantarnya adalah sebagai berikut;
Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel (Sugiyono,
2001: 56).
Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang
jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data
sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar
diperoleh sampel yang representatif. (Margono, 2004)
Adapun berbagai rumus untuk menentukan sampling adalah
sebagai berikut :
1. Rumus
Slovin
Rumus Slovin adalah sebuah rumus atau formula untuk menghitung jumlah sampel minimal apabila perilaku dari sebuah populasi tidak diketahui secara pasti. Rumus ini pertama kali diperkenalkan oleh Slovin pada tahun 1960. Rumus slovin ini biasa digunakan dalam penelitian survey dimana biasanya jumlah sampel besar sekali, sehingga diperlukan sebuah formula untuk mendapatkan sampel yang sedikit tetapi dapat mewakili keseluruhan populasi.
Notasi rumus slovin :
n = jumlah sampel minimal
N = populasi
E = error margin
Berdasarkan notasi rumus besar sampel penelitian minimal oleh
Slovin diatas, maka apabila kita punya 1.000 orang dalam sebuah populasi, kita
bisa tentukan minimal sampel yang akan diteliti. Margin of error yang ditetapkan
adalah 5% atau 0,05.
Perhitungannya adalah:
n = N / (1 + (N x e²))
Sehingga:
n = 1000 / (1 + (1000 x 0,05²))
n = 1000 / (1 + (1000 x 0,0025))
n = 1000 / (1 + 2,5)
n = 1000 / 3,5
n = 285,7143
Apabila dibulatkan maka besar sampel minimal dari 1000
populasi pada margin of error 5% adalah sebesar 286.
2. Rumus
Taro Yamane (1967)
Untuk jumlah populasi yang telah diketahui dapat digunakan
rumus Taro Yamane (Taro Yamane, 1967) untuk menghitung jumlah sampel yang
diperlukan:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
d = level signifikansi yang diinginkan (umumnya 0,05 untuk bidang non-eksak dan 0,01 untuk bidang eksakta).
Contoh :
Diketahui jumlah populasi staf pengajar pada sebuah perguruan
tinggi 109 orang dengan tingkat presisi ditetapkan 10%, maka jumlah sampel yang
akan diteliti adalah :
n = N / N d2 + 1
n = 109 / 109 . 0.12 +1
n = 109 / 109 . 0.01 + 1
n = 109 / 1,09 +1
n = 109 / 2,09
n = 52,15311
Maka jumlah sampel yang diteliti adalah 53.
3. Rumus Sugiyono
(sampel berstrata)
Ni = Jumlah populasi menurut stratum
N = Jumlah populasi seluruhnya
ni = Jumlah sampel menurut stratum
4 . SUHARSIMI ARIKUNTO, 2010:109
Sampel adalah sebagian
atau wakil dari populasi yang akan diteliti. Pengambilan sampel untuk
penelitian menurut Suharsimi Arikunto (2010: 112) , jika subjek nya kurang dari
100 orang sebaiknya diambil semuanya, jika subjeknya besar atau lebih dari 100 orang
dapat diambil 10-15% atau 20-15%
atau lebih.
Misal :
SMP Negeri 15 Yogyakarta memiliki jumlah siswa 1014 siswa.
Muatan lokal keterampilan di SMP 15 Yogyakarta berjumlah 3 jenis yaitu:
keterampilan teknik
bangunan untuk kelas VII,
keterampilan pengolahan
logam untuk kelas VIII,
dan keterampilan teknik listrikkelas IX.
Penelitian evaluasi ini mengambil kelas VII yaitu muatan
lokal keterampilan teknik bangunan. Jumlah siswa kelas VII adalah 336 siswa.
Siswa kelas VII terbagi atas 10 kelas. Dari populasi tersebut diambil 20 % dari
populasi sehingga jumlah sampelnya adalah 20% x 336 siswa = 68 siswa. Sampel
guru keterampilan teknik bangunan yang akan diambil berjumlah 5 orang.
Alasan peneliti menggunakan 20% pada penentuan ukuran jumlah
sampel karena:
a) Jumlah siswa 336 tidak mungkin diambil semua menjadi sampel
b) Agar semua kelas terwakili menjadi sampel
Posting Komentar